PROPOSAL
Diajukan
untuk memenuhi
Persyaratan
seminar
OLEH :
BERMANHOT SIMBOLON
NIM : 608321043
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Olahraga
sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena melakukan kegiatan
olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan derajat
kebugaran jasmani. Hal ini dapat kita lihat dari antusias masyarakat disetiap
kegiatan-kegiatan olahraga. Selain dapat meningkatkan kebugaran jasmani,
olahraga prestasi juga dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan harkat
dan martabat Bangsa. Oleh karena itu pembentukan sumber daya manusia olahraga
Indonesia yang berbakat, berkualitas, berdisiplin tinggi, serta berkompetensi
dari aspek fisik dan mental harus dipersiapkan dan diberdayakan semaksimal mungkin
agar dapat bersaing diajang kompetisi Nasional maupun Internasional. Salah satu
olahraga yang dapat meningkatkan harkat dan martabat Bangsa adalah olahraga
Karate.
Karate
adalah beladiri asal Jepang. Kara
berarti ‘kosong’, te berarti
‘tangan’. Jadi, secara harifiah karate berarti tangan kosong. Maksutnya adalah
beladiri yang menggunakan tangan kosong (Gugun Arief Gunawan : 2007 : 16 ). Dan
karate adalah salah satu dari sekian banyak olahraga khusunya beladiri yang
cukup lama berkembang di Indonesia mulai tahun 1963 sampai sekarang yang mana
olahraga karate ini dahulu berasal dari Okinawa, sebuah pulau yang sekarang
merupakan bagian negara Jepang yang diperkenalkan oleh Gichin Funakoshi
(1868-1957). Karate juga merupakan suatu cabang olahraga prestasi yang
dipertandingkan baik di area Nasional maupun Internasional.
Dalam
cabang olahraga karate ada dua nomor yang di pertandingkan,yaitu Kata dan
Kumite. Menurut Abdul Wahid (2007:75) bahwa “Kata adalah bentuk latihan khusus
yang menjadi intisari sebuah jenis seni beladiri yang ditampilkan dalam
rangkaian beberapa buah Kihon (tangkisan, tinjuan, sentakan, dan tendangan)
yang disusun sedemikian rupa dalam sebuah standardisasi”.Ada empat aliran Kata
yang disepakati secara resmi untuk pertandingan oleh WKF(World Karate
Federasi). Masing-masing adalah dari Shotokan, Goju Ryu, Shito Ryu, dan Goju
Ryu. Pertandingan Kata terbagi dalam dua jenis, yaitu Tunggal dan Beregu. Untuk
Kata Beregu, setiap regu terdiri dari atas 3 orang. Penilaian kata didasarkan
pada ketepatan, kecepatan, keseimbangan, konsentrasi, dan kekuatan gerakan.
Adapun waktu pelaksanaan pertandingannya adalah 3 menit. Sedangkan Kumite
menurut Abdul Wahid (2007:83) adalah “Sebagai sebuah bentuk latihan di mana dua
orang yang saling berhadapan dalam sebuah arena berusaha secara keras dan
sportif untuk saling menunjukkan teknik terbaik mereka kepada lawannya dengan
tetap tunduk dalam aturan yang sangat ketat”. Untuk kedua karateka, sabuk
dibedakan dengan warna merah dan biru. Pertandingan dibagi menurut kelas berat
badan dan jenis kelamin, sedangkan waktu pelaksanaanya adalah 2-3 menit.
Untuk
meningkatkan prestasi olahraga, khususnya dalam cabang olahraga karate di
perlukan latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik, karena
kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi.
Seperti yang dikatakan satriya et al
(2007:51) dalam situs : http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kor_0704022_chapter1.pdf
“ kondisi fisik adalah suatu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha
peningkatan prestasi, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi”. Harsono juga mengatakan (1988:153) bahwa “ kalau
faktor-faktor tersebut ( peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina,
kecepatan, dan komponen fisik lainnya ) tidak atau kurang tercapai suatu masa
latihan kondisi fisik tertentu, maka hal ini berarti bahwa perencanaan dan
sistematik latihan kurang sempurna, karena sukses dalam olahraga sering
menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi,
maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan prestasi atlet”.
Menurut
Jonath dan Krempel yang dikutip Syafruddin
(2011:64) bahwa “ kondisi yang dimaksut adalah kekuatan (strength), kecepatan (speed),
daya tahan (endurance), kelentukan (flexibility), dan koordinasi (coordination)”. Kebutuhan kondisi fisik
tersebut tidak dapat disamakan untuk masing-masing cabang olahraga,karena
setiap cabang olahraga memiliki karakteristik gerak tersendiri. Hal ini akan
berkaitan dengan metode dan bentuk-bentuk latihan yang akan dilaksanakan
sehingga bentuk latihan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga
yang bersangkutan. Dengan kondisi fisik yang baik maka karateka dapat bergerak
secara dinamis baik saat melakukan serangan maupun saat bertahan. Walaupun
demikian, kondisi fisik yang prima akan sia-sia tanpa adanya kesehatan mental, reaksi emosi, kecerdasan,
percaya diri dan motivasi atlet yang juga mempengaruhi penampilan (performance) atlet. Stress bisa
jadi pemicu semangat dan motivasi untuk maju, namun stress berlebihan bisa
berdampak negatif. Tanpa kesiapan mental, sang atlet akan sulit mengubah energi
negative (misal, yang dihasilkan dari keraguan penonton terhadap kemampuan sang
atlet) menjadi energi positif (motivasi untuk berprestasi) sehingga akan
menurunkan performancenya (dengan
gejala-gejala sulit berkonsentrasi, tegang, cemas akan hasil pertandingan,
mengeluarkan keringat dingin, dll). Bahkan sangat mungkin jika sang atlet
berpengaruh oleh energi negatif para penonton. (file://mempersiapkan%20mental%20atletl.asp.htm : 2008 ).
Maka disinilah dibutuhkan perlu peran-peran sebagai pelatih untuk meningkatkan penampilan atlet, disisi
lain setelah selesai bertanding atlet
juga perlu diperhatikan, apakah dia ( atlet ) merasa tegang, prustasi, sedih,
semangat, gembira, dan merasa kelelahan.
Semua keadaan itu bisa terjadi pada atlet sesudah selesai bertanding dan disitu
perlu peran seorang pelatih, misalnya pada saat atlet sedih dikarnakan kalah
tipis dengan lawanya, pelatih membawakan atletnya kepimpinan pertandingan yang
paling tinggi agar diberikan motivasi-motivasi untuk meningkatkan semangatnya
lagi ( kejadian ini sering terjadi pada pertandingan semi final dan
pertandingan final ).
Disini
penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu penelitian pada Club Karate KKI
(Kushinryu Karate Do Indonesi ) Dojo KKI SMP Negeri 2 yang ada di Pematang
Siantar, karena penulis melihat di Dojo ini sangat bagus dan aktif dalam
melakukan latihan dan latihannya tidak cukup dua kali seminggu seperti Dojo
pada umumnya di samping itu juga Pelatih di dalam Dojo sudah membawah atletnya
ke berbagai Daerah bahkan ke tingkat Internasional dengan prestasi yang
memuaskan. Padahal coach (pelatih)nya
masih Dan II dan masih muda, di samping melatih
pelatihnya juga bekerja di bidang Pemerintahan pada kantor Walikota
Pematang Siantar dan bisa disimpulkan hati dan pikiran pelatih tidak fokus
hanya ke Perguruannya saja tetapi terbagi dua ke pekerjaannya tadi. Maka
penulis ingin meneliti Dojo ini apa-apa saja peran Pelatihnya yang bisa membawa
atletnya ke berbagai daerah hingga berprestasi.
Peran
pelatih sangat penting untuk mengangkat prestasi atlet di level olahraga
nasional maupun internasional. Sebab itu, diperlukan pelatih-pelatih andal
dengan kemampuan mumpuni untuk mencetak atlet-atlet berprestasi. Pelatih
harus mampu membimbing, membina dan membangun semangat dan jiwa patriot kepada
setiap atlet menuju prestasi gemilang yang diharapkan. Dalam mengembangkan tugasnya di lapangan, pelatih tidak hanya memiliki
peran tunggal sebagai pengajar keterampilan para atletnya, tetapi pelatih
memiliki peran yang cukup banyak dimana peran ini hanya dimiliki oleh profesi
pelatih. Berbagai peran pelatih secara umum yang dikutip dari buku Lembaga Akreditasi Nasional Keolahragaan (
2007 : 2 ) adalah sebai berikut :
1. Guru,
mengajar dan mendidik atlet agar menjadi manusia yang berilmu, cerdas, dan mampu
menjadi manusia yang berkarakter, bermoral, dan bermanfaat.
2. Instruktur,
memberikan instruksi yang harus dilakukan oleh atlet dan memberikan korelasi
serta umpan balik menuju gerakan yang efisien.
3. Orang
tua, pelatih perlu memberikan kasih-sayang dan berbagai nasihat serta dan
perlindungan yang baik kepada atletnya, agar atlet merasa tentram dan nyaman
dalam melaksanakan latihan.
4. Teman,
sebagai teman pelatih menerima aduan dan keluhan serta curahan hati para
atletnya untuk mampu memberikan solusi yang tepat sehingga atlet merasa percaya
dan mengalami kemajuan social yang baik.
5. Motivator,
dalam proses latihan yang lama dan penuh ujian serta tantangan, pelatih perlu
untuk memotivasi atlet agar tetap berlatih untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
6. Administrator,
pelatih perlu mengelola latihan dan melakukan pencatatan berbagai peristiwa dan
data yang telah dicapai baik dalam latihan maupun pertandingan agar
perkembangan atlet dapat terpantau dengan baik.
7. Ilmuwan,
pengembangan keilmuan merupakan tanggungjawab pelatih agar tidak terjadi
malpraktik dalam proses latihan. Pelatih punya tanggungjawab untuk menjadikan
pendekatan keilmuan menjadi implementasi nyata dalam latihan.
8. Murid/siswa,
proses belajar sepanjang hayat merupakan prinsip yang harus tetap dipegang oleh
pelatih agar perkembangan yang terjadi dalam dunia kepelatihan selalu menjadi
kebutuhan untuk dipelajari dari berbagai sumber.
9. Agen
jurnalis, dimana setiap keberhasilan dan masalah yang muncul dalam proses
latihan maupun pertandingan menjadi tanggungjawab untuk menyampaikan dengan
tepat kepada media massa/pers.
10. Disipliner,
disiplin adalah jalan pertama menuju keberehasilan. Untuk itu pelatih memiliki
tanggung jawab untuk menerapkan disiplin bagi para aletnya agar mampu
menghargai waktu, perilaku, dan setiap jerih payah yang dilakukan bersama dalam
rangka mencapai karakter manusia yang baik.
Berbagai
peran pelatih tersebut diatas adalah peran pelatih pada umumnya yang kebanyakan
dilakukan/dilaksanakan pelatih sebelum
hari pertandingan dan sesudah hari pertandingan yang bertujuan meningkatkan
prestasi atlet. Adapun peran pelatih sebelum pertandingan dan peran pelatih
sesudah pertandingan adalah sebagai berikut:
Peran
pelatih sebelum dan sesudah pertandingan (http://www.
bulutangkis.com /mod.php?mod = userpage&menu=403&page_id=7 : 2005 )
·
Sebelum pertandingan :
1.
Mengumpulkan data mengenai kekuatan
dan kelemahan lawan : Jika memungkin-kan,putarlah rekaman pertandingannya
2.
Menyusun strategi untuk menghadapi
lawan
3.
Jika pemain ganda, diskusikan
strategi dengan pasangan atlet
4.
Memantau kemajuan atlet
5.
Memperhatikan tingkat konsentrasi
atlet
6.
Memperhatikan sikap atlet terhadap latihan
7.
Memantau tingkat kecemasan atlet
8.
Memperhatikan suasana hati atlet
9.
Memberikan aktivitas yang
menyenangkan bagi atlet
10. Latihan
relaksasi dan visualisasi
11. Mempersiapkan
alat-alat perlengkapan pertandingan
·
Sesudah pertandingan :
1.
Mengevaluasi penampilan atlet dalam
pertandingan
2.
Penyesuaian terhadap program
latiahan : Putuskan apakah perlu diadakan penyesuaian terhadap program latihan
untuk latihan selanjutnya.
3.
Memperhatikan aspek-aspek penampilan
dalam pertandingan
4.
Meminta atlet mencatat hal-hal
posisitf maupun negatif yang dirasa berpengaruh terhadap penampilannya dalam
pertandingan tadi. Bukan hanya yang bersifat teknik, taktik, clan strategi,
tetapi juga yang bersifat mental, bahkan hal-hal kecil lainnya. Catat hasil
tersebut dalam buku evaluasi si atlet.
Dalam buku
Russell R.Pate dkk ( 1964:24-102 ) menulis beberapa peran pelatih sebelum
pertandingan :
1.
Mengajar motivasi diri
2.
Mengajar bertanggung jawab
3.
Menyiapkan penetapan tujuan
4.
Membentuk perasaan positif
5.
Memahami gaya yang berbeda
6.
Membentuk penerimaan dan kepercayaan
7.
Mengetahuai lebih dahulu
(Antisipasi) kunci menuju persiapan
8.
Menyiapkan suatu tim yang disiplin
9.
Pertimbangan khusus dalam persiapan
tim
10. Keajengan
(konsistensi) dan rutinitas
Untuk lebih
memperbanyak peran pelatih sebelum dan sesudah pertandingan penulis mengambil
dari teori membuat Program Latihan
Tahunan (PLT) karna di sana terdapat tahap-tahap latihan dan di dalam tahap-tahap latihan itu
terdapat peran pelatih sebelum pertandingan yaitu di tahap persiapan (
preparation period) dan di tahap pertandingan
( competition period)
juga terdapat peran pelatih sesudah pertandingan yaitu di tahap transisi ( taransition
period).
Peran pelatih sebelum dan sesudah
pertandingan (www.subarna-edublogspot.com
: 2011 )
·
Peran pelatih pada tahap persiapan
1.
Melakukan tes medik dan fisik untuk
mengetahui status awal atlet
2.
Mengembangkan kondisi fisik umum
3.
Mengembangkan aspek teknik dan membenahi aspek taktik
4.
Volume latihan tinggi, intensitas
rendah sampai medium
5.
Menanamkan karakteristik psikologis khas cabor karate
·
Peran pelatih pada tahap persiapan
umum
1.
Membangun dasar-dasar kebugaran
fisik dan kemampuan
biomotorik yang kokoh (solid) : daya tahan, kekuatan, fleksibilitas
biomotorik yang kokoh (solid) : daya tahan, kekuatan, fleksibilitas
2.
Memperbaiki kesalahan-kesalahan
elemen teknik dasar karate
3.
Memperbaiki kesalahan-kesalahan dari
taktik karate
4.
Mengembangkan unsur disiplin,
loyalitas, motivasi berlatih, serta kekompakan pasangan
·
Peran pelatih pada tahap persiapan
khusus
1.
Mengembangankan unsur-unsur fisik dasar yang telah
dikembangkan di TPU dikonversikan menjadi unsur fisik yang lebih tinggi
kualitasnya dan lebih spesifik cabang olahraga karate (Stamina, agilitas,
mobilitas, power, daya tahan otot, kecepatan)
2.
Menyempurnakan elemen-elemen teknik dasar karate
3.
Menyempurnakan elemen-elemen taktik karate
4.
Meningkatkan konsentrasi, semangat berlatih,kekompakan
pasangan, semangat juang
·
Peran pelatih pada tahap pra
pertandingan
1.
Memelihara dan meningkatkan unsur-unsur fisik yang
spesifik seperti stamina, power, daya tahan otot, kelincahan, kecepatan
2.
Meningkatkan kombinasi dan rangkaian berbagai teknik dasar
karate
3.
Menyempurnakan manuver-manuver taktik karate
4.
Meningkatkan kekompakan pasangan , semangat bertanding, pantang
menyerah, dan sportivitas
·
Peran pelatih pada tahap
pertandingan utama
1.
Mempertahankan kondisi atlet yang
telah dikembangkan di tahap-tahap
Sebelumnya
Sebelumnya
2.
Menyempurnakan dan konsolidasi teknik
3.
Meningkatkan semangat bertanding, kepercayaan diri, pantang
menyerah, kerjasama tim
·
Peran pelatih pada tahap transisi
1.
Mempertahankan tingkat kondisi fisik sampai sekitar 60%
2.
Menganalisis penampilan atlet/tim pada pertandingan yang
lalu
3.
memperbaiki teknik, taktik, fisik,
untuk penampilan yang lebih baik di musim latihan berikutnya
4.
Memberikan istirahat mental,
relaksasi, dan regenerasi biologic
5.
Memberikan istirahat aktif atau
istirahat pasif pada atlet ( dilakukan di tempat lain dan suasana baru )
Banyak
bentuk tes atau penilaian yang dapat digunakan untuk mengetahuai peran pelatih,
diantaranya adalah nontes. Nana Sujana ( 1989: 67 ) mengemukakan bahwa “ hasil
belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik bentuk tes uraian
maupun tes objektif, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat nontes atau bukan
tes”. Alat- alat bukan tes yang sering digunakan antara lain iahlah kuesioner
dan wawancara, skala (skala penilaian, skala sikap, skala minat), observasi
atau pengamatan, studi kasus, dan sosiometri.
Nana Sujana
( 1989: 67 ) mengemukakan kuesioner dan wawancara pada umumnya digunakan untuk
menilai aspek kognitif seperti pendapat atau pandangan seseorang serta harapan
dan aspirasinya di samping aspek afektif dan perilaku individu. Untuk keperluan
kurikulum dan program pengajaran, mengungkapkan aspek yang berkenaan dengan
luas bahasan, relevansi dan kegunaan bahan pelajaran, cara menyajikan bahan
pelajaran, sistem penilaian atau ujian, buku pelajaran, alat peraga,
laboratorium atau praktikum, kegiatan ekstrakurikuler, lama belajar, dan
kegiatan siswa maka digunakan alat
kuesioner. Cara menyampaikan kuesiner pertanyaan yang sudah disiapkan langsung
dibagikan kepada atlet, setelah diisi langsung dikumpul lagi. Sebelumnya
dijelaskan petunjuk atau cara mengisinya supaya tidak salah dan diberikan
contoh.
Untuk
mengetahuai peran pelatih sebelum pertandingan dan sesudah pertandingan maka penulis
melakukan tes penilaian terlebih dahulu yaitu penilaian kuesioner. Seperti yang
tertrra pada tabel 01.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah, maka diidentifikasi masalah sebagai berikut,
faktor – faktor apa saja yang bisa meningkatkan penampilan/prestasi atlet
karate ? apakah ada pengaruh pelatih terhadap penampilan/prestasi atlet karate
? apakah ada hubungannya keakraban pelatih dengan atlet terhadap penampilan
atlet karate ? apakah peran seorang pelatih itu sangat berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi atlet karate ? apa-apa saja peran pelatih sebelum
pertandingan karate ? apa-apa saja peran pelatih sebelum pertandingan karate ?
apakah pelatih memperhatikan atletnya sesudah pertandingan ? bisakah pelatih
bisa meningkatkan motivasi dan menghilangkan rasa kecemasan atlet sebelum
pertandingan ? pelatih yang seperti apa yang paling bisa meningkatkan prestasi
atlet karate ?
C.
Pembatasan Masalah
Untuk menghindari
penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah dalam penelitian ini, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalah tersebut
adalah optimalisasi peran pelatih sebelum dan
sesudah pertandingan pada club karate Dojo KKI SMP Negeri 2 Pematang Siantar.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah peran pelatih berpengaruh terhadap prestasi
atlet pada club karate Club KKI SMP Negeri 2 Pematang Siantar tahun 2012 ?
2. Apa
saja peran pelatih sebelum pertandingan pada club karate Dojo KKI SMP Negeri 2
Pematang Siantar tahun 2012 ?
3. Apa
saja peran pelatih sesudah pertandingan pada club karate Dojo KKI SMP Negeri 2
Pematang Siantar tahun 2012 ?
4. Apakah
ada pengaruh optimalisasi peran pelatih sebelum pertandingan pada club karate
Dojo KKI SMP Negeri 2 Pematang Siantar tahun 2012 ?
5. Apakah
ada pengaruh optimalisasi peran pelatih sesudah pertandingan pada club karate
Dojo KKI SMP Negeri 2 Pematang Siantar tahun 2012 ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan informasi dari permasalahan yang
telah dikemukakan diatas yakni :
a. Untuk
mengetahui pengaruh peran pelatih terhadap prestasi atlet pada club karate Club
KKI SMP Negeri 2 Pematang Siantar tahun 2012.
b. Untuk
mengetahuai peran pelatih sebelum pertandingan pada club karate Dojo KKI SMP
Negeri 2 Pematang Siantar tahun 2012.
c. Untuk
mengetahui peran pelatih sebelum pertandingan pada club karate Dojo KKI SMP
Negeri 2 Pematang Siantar tahun 2012.
d. Mengoptimalkan
peran pelatih sebelum pertandingan pada club karate Dojo KKI SMP Negeri 2
Pematang Siantar tahun 2012.
e. Mengoptimalkan
peran pelatih sesudah pertandingan pada club karate Dojo KKI SMP Negeri 2
Pematang Siantar tahun 2012.
F. Manfaat Penelitian
Sesuai
dengan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai berikut :
a. Menjadi
bahan informasi peran-peran pelatih secara umum juga peran pelatih sebelum dan
sesudag pertandingan.
b. Hasil
penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam penyusunan
program latihan pembinaan prestasi khususnya dicabang olahraga karate.
c. Untuk
menambah wawasan ilmiah secara teoritis dan memperkaya ilmiah pengetahuan
olahraga.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian Peran dan
Pelatih
Jika
mendengarkan kata “peran” maka timbul pertannyaan apa perbedaan pengertian peran,
tugas, dan fungsi. Dibawah ini perbedaan pengertian peran, pengertian tugas,
dan pengertian fungsi.
Menurut
Biddle dan Thomas, peran adalah serangkaian
rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan
dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam
keluarga, perilaku ibu dalam keluarga
diharapkan bisa memberi anjuran, memberi
penilaian, memberi sangsi dan lain-lain. Soekanto Peran
adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu
peran ( https://docs.google.com
).
Tugas
adalah yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yg
menjadi tanggung jawab seseorang; pekerjaan yg dibebankan (http://www.artikata.com/arti-355232-tugas.html).
Fungsi
adalah suatu bagian dari program yang dipergunakan untuk mengerjakan suatu tugas
tertentu dan letaknya dipisahkan dari bagian program yang
menggunakannya
( https://docs.google.com
).
Perbedaan pelatih dengan melatih (http://www.scribd.com/roland_pramuka/d/80218503-peran-pelatih)
Pelatih adalah suatu kegiatan yang merupakan upaya pembinaan sumber
daya manusia untuk mencapai prestasi optimal dalam bidang olahraga
Pelatih adalah orang yang memberikan bimbingan serta tuntunan kepada
atlet agar dapat tercapai prestasi yang optimal.
Melatih adalah aktifitas pelatih dalam menyiapkan dan menciptakan
situasi lingkungan latihan sebaik mungkin dalam konteksnya dengan atlet dalam
mentransformasikan pengetahuan dan keterampilan olahraga, sehingga terjadi
proses berlatih secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tujuan
latihan pada saat itu.
2. Pengertian Sebelum
Pertandingan
Dalam kamus Bahasa Indinesia online ( http://www.artikata.com/arti-321308-belum.html ) kata “sebelum” adalah masih dalam keadaan tidak, ketika
belum terjadi. Di tambah
juga dalam situs ( http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=
userpage&menu=403&page_id=7 ) Sebelum pertandingan
adalah saat-saat latiahan jauh sebelumnya,persiapan umum, dan persiapan khusus,
bisa 1 tahun, ½ tahun, 2 bulan, dan sebagainya.
3. Pengertian Sesudah
Pertandiangan
Dalam Kamus Bahasa Indonesian online
( http://www.artikata.com/arti-352242-sudah.html ) Kata “sesudah” adalah sehabis, setelah,
telah selesai. Dalam situs (
http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=userpage&menu=403&page_id=7 ) Setelah pertandingan adalah setelah selesai semua pertandingan dan kembali
ketempat latihan masing-masing .
4. Pengertian
Optimalisasi Peran Pelatih
Kata
optimalisasi berasal dari bahasa Ingris yang artinya mengoptimalkan. Kata
mengoptimalkan berasal dari kata optimal yang artinya (ter)baik;
tertinggi; paling menguntungkan. Jadi pengertian mengoptimalkan adalah
menjadikan paling baik; menjadikan paling tinggi ( http://www.artikata.com/arti-128755-optimal.html
). Menurut Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia Optimalisasi merupakan proses,
cara atau perbuatan mengoptimalkan. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling
baik, paling tinggi atau paling menguntungkan (
http://adesidiq.blogspot.com/2011/01/ptk-optimalisasi-penggunaan-vcd.html
). Jadi optimalisasi peran pelatih adalah proses, cara
atau perbuatan agar peran pelatih yang sudah ada (baik) menjadi lebih baik.
Salah satu peran pelati adalah Guru, mengajar dan mendidik atlet agar menjadi
manusia yang berilmu, cerdas, dan mampu menjadi manusia yang berkarakter,
bermoral, dan bermanfaat.
5.Mulai kapan
sebelum/persiapan pertandingannya ?
Untuk
menghindari pertannyaan-pertanyaan waktu sebelum pertandingannya peneliti
membatasi hari/waktu sebelum pertandingannya yaitu target yang di targetkan
pelatihnya misalnya target piala isori, kejurnas, kejurda, dan lain-lain. Sebelum
pertandingan yang dimaksut bukan harus satu tahun atau setengah tahun tetapi
target dari seorang pelatih. Salah satu target pelatih KKI SMP Negeri 2
Pematangsiantar sementara adalah Kejurnasss. Hal inilah yang akan diteliti oleh
penulis nantinya yaitu peran pelatih KKI SMP Negeri 2 Pematangsiantar sebelum
Kejuaraan Nasional atau peran sempai Raja sebelum Kejuaraan nasional atau peran
sempai Mangaraja Tua Nababan ( DAN II ) aja waktu TC ( Trening Center ). Tertanggal yang di tentukan oleh pelatih (
sempai Raja )
B. Kerangka Berfikir
Pelatih merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan latihan pada setiap jenjang sabuk atlet. Oleh
karena itu, pelatih dituntut untuk lebih kreatif dalam upaya meningkatkan
prestasi atlet. Melatih merupakan kegiatan yang menumbuhkan pemahaman,
kreativitas, daya pikir, potensi dan minat atlet. Kegiatan melatih diarahkan
pada kegiatan-kegiatan yang mendorong atlet aktif, baik secara fisik, social,
maupun psikis untuk memahami konsep. Komunikasi dua arah sangat diharapkan
dalam proses melatih secara aktif untuk tercapainya interaksi latihan yang
optimal. Hal itu dapat tercapai apabila fasilitator yaitu pelatih mempunyai
kemampuan untuk menciptakan situasi latihan yang melibatkan atlet secara aktif
sekaligus membangun motivasi pada atlet.
Dalam proses latihan-melatih,
seorang pelatih harus melakukan evaluasi sehingga dapat mengetahui apakah
program latihan yang diberikan dapat di ikuti oleh atlet dan tujuan latihan
tercapai ? Dari evaluasi yang dilakukan oleh pelatih dapat dilakukan suatu
tindakan untuk memperbaiki latihan di Dojo, baik dari metodenya maupun dari
media latihan yang digunakan. Hal itu lah selain menyusun program latihan
pelatih juga harus berperan penting untuk mengetahui kelemahan atlet, kelebihan
atlet, kemauan atlet, keluhan atlet, masalah atlet, dan mental atlet agar
tercapainya prestasi atlet. Untuk mengetahui peran pelatih selama ini maka
penulis meneliti peran pelatih sebelum dan sesudah pertandingan.
C. Hipotesis
1. Terdapat
pengaruh yang signifikan peran pelatih terhadap prestasi atlet pada club karate
Club KKI SMP Negeri 2 Pematang Siantar tahun 2012.
2. Terdapat
peran pelatih sebelum pertandingan pada
club karate Dojo KKI SMP Negeri 2 Pematang Siantar tahun 2012.
3. Terdapat
peran pelatih sebelum pertandingan pada
club karate Dojo KKI SMP Negeri 2 Pematang Siantar tahun 2012.
4. Peran
pelatih sebelum pertandingan pada club karate Dojo KKI SMP Negeri 2 Pematang
Siantar tahun 2012 sudah optimal .
5. Peran
pelatih sesudah pertandingan pada club karate Dojo KKI SMP Negeri 2 Pematang
Siantar tahun 2012 sudah optimal.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Peneliatian
1. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian mengambil data dan penafsiran hasil
dilakukan di Dojo KKI SMP Negeri 2 Pematang Siantar, jalan
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian di mulai pada bulan
B.
Populasi dan sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi
berasal dari kata Inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena
itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan
masalah-masalah kependudukan ( Burhan Bungin, 2004 : 99 )
Beda
dengan pendapat Aria Jalil, dkk, 1997 : 4 ) populasi adalah humpunan yang
lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya ingin
kita ketahuidan disimbolkan dengan N.
Populasi yang di pakai pada penelitian ini adalah
populasi tak terbatas yaitu semua karateka
2. Sampel
Sampel
adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang
diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah himpunan
bagian dari populasi dan disimbolkan dengan n ( Aria Jalil, dkk, 1997
: 4 )
Adapun pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan menggunakan teknik sampel bersyarat, yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut ; a) terdaftar sebagai anggota klup karate KKI SMP
N 2 Pematang Siantar dengan melihat daftar hadir atlet, b) pernah mengikuti
kejuaraan, c) minimal sabuk biru, d) karateka putra-putri.
C.
Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan
tujuan penelitian yang diuraikan sebelumnya, bahwa penelitian yang dilakukan
bermaksud untuk menemukan informasi yang akurat tentang Optimalisasi Peran
Pelatih Sebelum Dan Sesudah Pertandingan Pada Club Karate Dojo KKI SMP Negeri 2
Pematang Siantar Tahun 2012.
Sehubungan dengan tujuan tersebut,
maka penulis menggunakan penelitian kuantitatif/ mendeskriptifkan dengan teknik
pengambilan data dengan menggunakan tes wawancara dan kuesioner. Yang di wawancarai
dan kuesioner adalah masalah peran pelatih sebelum bertanding dan juga peran
pelatih sesudah bertanding.
D. Disain
Penelitian
Ada pun desain
penelitian ini adalah Kuesioner terbuka : Dalam
kuesioner ini responden diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
sesuai dengan kalimatnya sendiri.
Dan untuk mengambil data yang maksimal dan memuaskan penulis melakukan
wawancara dan kuesioner sebanyak dua atau tiga kali terhadap
data primer maupun data sekunder.
E. Instrumen dan
Pelaksanaan Tes
1. Instrumen penelitian
Untuk mengukur bagaimana peran pelatih
selama ini atau bisa dikatakan
penelitian survey adalah kuesioner dan wawancara secara individual.
2. Pelaksanaan Tes
a. Prosedur pengambilan data
1. Menyerahkan surat permohonan izin
penelitian .
2. Pengambilan data dilakukan oleh
peneliti sendiri dimana peneliti mengadakan
pendekatan dan memberikan
penjelasan kepada calon responden/atlet.
3.
Responden diberi
penjelasan cara pengisian kuesioner dan apabila ada yang kurang
jelas,
dipersilahkan untuk bertanya.
4.
Pengumpulan data dengan
cara membagikan kuesioner secara langsung oleh peneliti, selama pengisian
kuesioner peneliti berada didepan responden.
5. Data
primer didapat dari hasil pengisian kuesioner yang berisi Optimalisasi Peran
PelatihSebelum dan Sesudah Pertandingan.
6. Setelah
semua pertanyaan diisi, lembar kuesioner diambil/dikumpulkan oleh peneliti.
7.
Analisa data
b. Petunjuk
Kuesioner
1. Petunjuk harus singkat namun lengkap,
karena petunjuk yang terlalu panjang akan
menimbulkan kebingungan, salah tafsir,
atau sikap acuh dari responden.
2. Perlu menjelaskan bahwa jawaban
responden tidak ada hubungan dengan nasibnya dan
kerahasiaan jawabannya terjamin.
3. Jika ada kata-kata yang penting,
tanyakan dengan menggunakan huruf besar, garis
bawah, atau tanda petik (‘...’).
4.
Berilah petunjuk baru
jika tipe jawabannya berbeda dengan tipe sebelumnya.
5. Berikanlah
contoh jika perlu.
6.
Perlu di perhatikan
cara dan waktu yang paling tepat dalam menyampaikan kuesioner pada responden
sehingga diperoleh informasi lengkap dan relevan. Beritahu pula kapan kuesioner
diharapkan untuk dikumpul.
G. Teknik
Analisa Data
Teknik analisis data
merupakan pengelolaan data dari data-data yang sudah terkumpul. Diharapkan dari
pengelolaan data tersebut dapat diperoleh gambaran yang akurat dan konkrit dari
subjek penelitian. Penulis juga menggunakan statistik guna membantu analisa
data sebagai hasil dari penelitian ini.
Dalam penelitian ini
yang menjadi Variabel X adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, sedangkan Variabel Y adalah Prestasi Belajar Siswa
Kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Tahun 2009 M.
Adapun rumus korelasi yang digunakan adalah Product Moment, dengan alasan
karena penelitian ini terdiri dari dua variabel yang interval.
Rumus product momentnya
adalah sebagai berikut :
∑xy
Ï€xy = √(∑x²)
(∑y²)
Keterangan :
Ï€xy = Kofisien korelasi antara gejala X dan gejala
Y
∑xy = Jumlah product X dan Y
∑x² = Jumlah gejala x kecil kuadrat
∑y² = Jumlah gejala y kecil kuadrat
Artikel terkait
:
Analisis cabang olahraga
karate
Judul: OPTIMALISASI PERAN PELATIH SEBELUM DAN SESUDAH PERTANDINGAN PADA CLUB KARATE DOJO KKI SMP NEGERI 2 PEMATANG SIANTAR TAHUN 2012
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 06.08
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 06.08
0 komentar:
Posting Komentar